Rabu, 14 Maret 2012

Bubarkan Perusahaan Daerah


BUBARKAN  PERUSAHAAN DAERAH ?
Dr.H.Zainal Asikin,SH,SU
A.Pengantar

Daerah  memang  butuh dana  untuk  pembiayaan   pembangunan  baik yang bersumber   dari   berbagai jenis  pajak  dan  pungutan , retribusi,   perjanjian  bagi hasil   maupun sumbangan lain yang  syah.  Tidak cukup   sampai    disini, daerah  juga  boleh  mendirikan   perusahaan   daerah   agar   menopang Pendapatan Asli Daerah (PAD)  lebih progresif.  Untuk  itu maka daerah  boleh mendirikan Perusahaan Daerah. Kata  boleh, artinya tidak  wajib, karena  mendirikan Perusahaan Daerah   tentunya  memerlukan   modal   yang   besar   dari  daerah (baik urunan dari para bupati   sebagai  saham/ inbreng).   Oleh sebab itu bagi daerah tentunya  harus  selektif  dalam  mendirikan suatu perusahaan daerah, karena tujuan mendirikan perusahaan  daerah adalah untuk  mencari keuntungan.  Seperti  dikatakan oleh akhli  sosiologi hukum  John Thibaut  dan  Harold  Killey   dengan teori pertukaran  sosialnya  bahwa  didalam  bisnis   terdapat hubungan interpersonal  transaksi  dagang   untuk  mengharapkan   suatu  keuntungan.   Dalam  konteks  berbisnis  melalui   perusahaan  daerah  ( Badan Usaha Milik Daerah),   maka  dibutuhkan  hubungan interpersonal  yang memahami  persoalan  bisnis,  memiliki  kemampuan interpersonal  dalam transaksi dagang,   memiliki  interpersonal karakter  dan mentality dalam bisnis  dan memiliki interpersonal  seni (art) dalam  berbisnis.    Membangun  usaha  dengan  modal uang saja  tanpa kemampuan  interpersonal  tersebut maka sama halnya   dengan  menyuruh orang  yang tidak  bisa   berenang di  samudra lepas.   
Saat  ini   di  Nusa  Tenggara   Barat   terdapat   beberapa   Badan Usaha  Milik  Daerah  (BUMD),  bahkan    hampir   semua   Kabupaten  berkompetisi   mendirikan  perusahaan  daerah.    Tapi   hampir   semua  perusahaan   daerah itu   tidak   membawa  keuntungan.  Dari puluhan   perusahaan  daerah  itu  hanya  2  yang  membawa keuntungan   yaitu  “ Perusahaan Daerah Air Minum Menang “   dan “   Bank Pembangunan  Daerah NTB   yang  berubah   menjadi  PT. Bank NTB “.    Pertanyaannya ialah  mengapa  hanya 2 perusahaan   daerah   itu  yang  membawa keuntungan  sedangkan  yang lainnya merugi ?   Kenapa  harus  tetap   memelihara   perusahaan  yang  rugi  ?

B,  Binsi Daerah  Yang Merugi

            Salah  satu perusahaan  daerah  yang usianya  lebih  dari  25  Tahun  adalah  Perusahaan Daerah  Gerbang  Emas  yang  dulu namanya PD.Wiyasa Yasa.   Perusahaan  ini dengan  usia yang lama ternyata tidak pernah membawa  keuntungan, dan anehnya meskipun  rugi  tetap saja  dipelihara, disuapi,   dimanjakan, diberikan dana milyaran setiap  tahun dari APBD,  dan tidak pernah  sekalipun di kritisi  oleh  DPRD  untuk dibubarkan.  Artinya  jika suatu bisnis setiap  tahun merugi (selama lebih dari  25 tahun), kenapa harus  tetap dipelihara, bukankah hal itu merupakan pemborosan uang rakyat ?  Hanya DPRD dan Eksekutif yang faham  mengapa hal ini dibiarkan.   Yang jelas bahwa  melakukan  bisnis  dalam waktu yang cukup lama yang dimodali uang rakyat   dan kemudian  menderita  kerugian terus menerus, maka  ada sesuatu yang tidak beres.   Ada sesuatu yang “ bodoh “  dalam  konteks bisnis, yaitu yang bodoh kemungkinan pemiliknya (PEMDA)  yang tidak sadar sadar melakukan bisnis merugi. Kedua yang bodoh kemungkinan  adalah  pengelolanya ( direktur, menejer dan menejemennya).   Betapa  bodohnya kita  berbisnis dengan dana milyaran rupiah setiap tahun tapi tidak pernah untung, padahal dengan jual pulsa saja maka kita bisa untung, katakanlah dengan  menjual pulsa Rp.20.000 maka kita dapat untung Rp. 3000.-  Artinya hanya dengan jualan  pulsa saja Rp. 1000.000.000 ( satu milyar rupiah) maka anda dapat untung Rp. 150.000.000,-  Nah kenapa PT Gerbang Emas tidak untung ?  Ini persoalan serius, pasti ada yang tidak  beres  dan pasti ada yang bodoh.   Atau  meminjam istilah temen saya  yang menggeluti bisnis kambing di Majeluk  bahwa  setiap ekor kambing dengan  harga  Rp 800.000  perekor memperoleh untung Rp.100.000, maka jika dengan modal  1 Milyar  akan memperoleh untung paling kurang  Rp.100 juta rupiah….! Pertanyaannya mengapa bisnis Perusahaan Daerah yang dilakukan Gerbang Emas sejak dulu selalu rugi ?
            Dalam  pengamatan saya bertahun tahun bahwa “ kebodohan : dalam pengelolan Perusahaan Daerah itu lebih banyak berada di tangan menejer/ direktur atau pengelola,  karena  hampir berpuluh puluh tahun  dikelola  oleh orang orang  yang tidak punya latar bisnis  sehingga tidak memiliki kompetensi mengelola perusahaan.   Dulu dan sampai sekarang perusahaan Daerah Gerbang Emas, kalau tidak dipimpin  oleh pegawai negeri (birokrasi),  maka dia akan dia akan dipimpin oleh para politisi yang tidak  punya latar pedagang, atau dipimpin oleh pensiunan birokrat  yang masih ada hubungan  kekerabatan.  Jadi  jelaslah dengan latar belakang  manajemen pengelolaan seperti betapa  mustahilnya  perusahaan  daerah bisa dikelola secara maksimal dan mendapatkan keuntungan.
            Kegagalan dan kerugian yang diderita oleh perusahaan daerah di NTB disebabkan oleh tidak jelasnya  bisnis yang akan  dilakukan atau difokuskan.  Dulu PD.Wiyasa Yasa  mencoba berbisnis “Pacul, Skop  dan sejuenisnya”  tanpa pernah memperhitungkan  bahwa pacul dan skop buatan  Cina lebih murah ketimbang buatan Lombok,  walhasil bisnis ini gagal. Kemudian  bisnis perusahaan daerah ini berubah ubah baik dari bisnis perbengkelan, mencoba merakit mesin, dan sampai  membuat batako.   Kenapa bisa beralih alih  ?  Jawabnya  mudah  , karena memang perusahaan ini tidak punya bisnis oriented dan tidak memiliki sumber daya manusia yang menunjang  sehingga terjadilah bisnis tambal sulam.   Ketika  berbisnis  bengkel maka perusahaan mencoba mempekerjakan “ montir “ dari luar  dan sewaktu waktu  montir itu kabur kalau tidak cocok.  Ketika berbisnis membuat mesin kompor batubara, maka sang karyawan lari membawa  ilmu dan design mesin dan mendirikan usaha sendiri. Demikian terus  menerus jika  perusahaan tidak  memiliki satu orientasi  bisnis.  Kebodohan kebodohan it uterus berlangsung tanpa pernah ada kesadaran untuk melakukan refleksi  secara  menyeluruh terhadap  orientasi bisnis yang  dilakukan   oleh perusahaan daerah.
            Oleh sebab itu berdasarkan  pengalaman yang 25 tahun  merugi itu maka tidak ada alas an untuk memelihara sebuah  perusahaann  yang merugi selain “  membubarkannya “.  Sebab  menghambur bermanfaat maka adalah perbuatan dosa.     Tapi  kalau pemerintah  daerah (DPRD dan Gubernur) tidak mau membubarkannya, maka  tentunya  harus ada tindakan untuk melakukan  refitalisasi dan melakukan reformasi  menyeluruh  terhadap  “organ perusahaan, menejemen, dan orientasi bisnis “.
C.  Mencari Dahlan Iskan NTB
            Jika kegagalan bisnis Perusahaan Daerah disebabkan oleh  ketidak berdayaan para pengelolanya  yang tidak professional ( karena memang bukan dari kalangan pebisnis), maka salah satu upaya yang harus dilakukan (jika Perusahaan Daerah  tidak dibubarkan), maka  kita harus menyerahkan pengelolaan perusahaan daerah itu pada “  Dahlan  Iskan  Dahlan Iskan  NTB “ yang banyak bertebaran di berbagai tempat.  Sebenarnya kita memiliki orang orang hebat dan jago berbisnis, sebut saja  Farid Amir  dan Hizzat Husein ( yang hebat dibidang Property), Darmawan Bhakti ( yang sukses mengelola bidang pendidikan swasta),  Ismail Husni ( piawai bisnis media),  Azis Bagis ( suskses bisnis Swalayan),  Malik Salim (sukses menakodai New Mount) dan masih banyak lagi orang orang hebat NTB  yang mampu berbisnis.  Mereka mereka itu adalah bisnisman sejati yang tidak terkait dengan politik dan birokrasi  sehingga jika Pemda punya  niat membenahi Perusahaan Daerah maka DPRD dan Gubernur  gampang saja…, undang beliau beliau itu, minta tolong  dan mohon kesediaannya untuk membantu daerah ini merintis bisnis yang bisa menguntungan sehingga bisa menambah PAD.
            Serahkan kepada “ Dahlan Iskan  NTB “  itu untuk merintis  bisnis yang  disamping  membawa  keuntungan, tapi  bisa  juga membawa prospek yang berskala nasional.  Bayangkan  saja, jika perusahaan penerbangan  “Lion Air “ didirikan  oleh seseorang  dengan 1 ( sebuah)  pesawat kreditan dan sekarang menjadi maskapai penerbangan yang mendunia, mengapa  NTB  yang punya modal tidak berani bisnis yang lebih bagus ketimbang berkutat dengan  bisnis yang  tidak jelas dan selalu gagal\. Hanya satu keberhasilan perusahaan daerah PD.Wiyasa Yasa ialah  keberhasilan merubah rubah nama yang sampai saya lupa sudah berapa kelai dirubah, karena setiap ganti gubernur  ganti nama.
            Jika  DPRD dan Gubernur NTB serius ingin membenahi Perusahaan Daerah, dan para bupati juga ingin membenahi perusahaan daerahnya yang terus merugi, maka berikan kesempatan kepada  Dahlan Dahlan Iskan NTB itu mengelolanya, bukan diserahkan kepada orang orang yang sama sekali tidak pernah  berbisnis, dan orang orang kebetulan dekat dengan pusat kekuasaan maka menjadi direktur dadakan yang sama sekali tidak memiliki  visi dan missi bisnis.  
            Marilah sedikit mencontoh  PDAM Menang yang mulai  meraup keuntungan  milyaran  rupiah  , yang  lebih besar  dari  PT.Bank NTB setelah ditangani oleh orang orang yang professional, orang yang benar benar memahami persoalan perusahaan air minum , setelah lama stagnan ketika  dipimpin oleh orang orang birokrasi (Pegawai Negeri Sipil).   Jadi membuat Perusahaan Daerah  janganlah dianggap hanya sebuah “ mode atau gagah gagahan “ yang sekedar tempat penampungan teman, kolega, rekan yang separtai, sedarah, senasib dan seperjuangan.





2 komentar:

  1. kita juga punya nih jurnal mengenai Laba atau Rugi perusahaan, silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3468/1/JURNAL%20_21205189__2.pdf
    semoga bermanfaat yaa :)

    BalasHapus
  2. ini kisah nyata saya . . . .

    perkenalkan nama saya zalinah aruf, saya berasal dari kota Bandung saya bekerja sebagai seorang karyawan di salah satu perusaan Yogyakarta.dimana saya sudah hampir kurang lebih tiga tahun lamanya saya bekerja di perusaan itu.

    Keinginan saya dan impian saya yang paling tinggi adalah ingin mempunyai usaha atau toko sendiri,namun jika hanya mengandalkan gaji yah mungkin butuh waktu yang sangat lama dimana belum biaya kontrakan dan utan yang menumpuk justru akan semakin sulit dan semakin lama impian itu tidak akan terwujud

    saya coba" buka internet dan saya lihat postingan orang yg sukses di bantu oleh seorang kyai dari sana saya coba menghubungi beliau, awalnya saya sms terus saya di suruh telpon balik disitulah awal kesuksesan saya.jika anda ingin mendapat jalan yang mudah untuk SOLUSI MUDAH, CEPAT LUNASI UTANG ANDA, DAN MASALAH EKONOMI YG LAIN, TANPA PERLU RITUAL, PUASA DLL. lewat sebuah bantuan penarikan dana ghoib oleh seorang kyai pimpinan pondok pesantren shohibul Qur’an. dan akhirnya saya pun mencoba menghubungi beliyau dengan maksut yang sama untuk impian saya dan membayar hutang hutang saya.puji syukur kepada tuhan yang maha esa melalui bantuan beliau.kini sy buka usaha distro di bandung.
    Sekali lagi Saya mau mengucapkan banyak terimah kasih kepada K.h. Muh. Safrijal atas bantuannya untuk mencapai impian saya sekarang ini. Untuk penjelsan lebis jelasnya silahkan >>>>>>>>KLIK SOLUSI TEPAT DISINI<<<<<<<<<
    Anda tak perlu ragu atau tertipu dan dikejar hutang lagi, Kini saya berbagi pengalaman sudah saya rasakan dan buktikan. Semoga bermanfaat. Amin..

    BalasHapus