GILA ITU PENTING
Oleh : Dr.
Zainal Asikin,SH, SU
A.
GILA
SEBAB
Stigma negatif terkadang
selalu melekat pada orang
gila,padahal gila itu adalah sebuah kecelakaan atau musibah,
yaitu gila karena
“ sebab “
dan gila “ sebagai “ akibat
“.
Gila karena sebab
adalah sebuah keadaan
psikologi seorang terganggu
disebabkan oleh tidak tercapainya suatu cita
cita atau obsesi
dari yang bersangkutan. Sedangkan
gila sebagai akibat, adalah
suatu proses psikologi yang disebakan
oleh terpenuhinya keinginan yang berlebihan
yang mengakibatkan yang bersangkutan
tidak kuat melakoni dan
mengemban amanah profesinya.
Suatu saat di Kota saya lahirlah anak muda
bernama “ Mahmudin “ entah
kenapa dalam kesehariannya dia
dipanggil “ ENDING “.
Si Endingi ini memang punya
obsesi menjadi polisi, karena mungkin
dimata ENDING ,polisi itu mempunyai tugas mulia, mengatur ketertiban
jalan raya, berhujan panas
berada dijalanan, siang malam memburu
curanmor,nyaris kurang tidur.Tapi apa daya
cita cita ENDING tidak
tercapai karena untuk menjadi
polisi ternyata tidak semudah yang dibayangkan( perlu uang dan koneksi),
dan itu tidak dimiliki
oleh ENDING. Karena
sebab itu maka si
ENDING sedikit terganggung jiwa
dan raganya, berkelana di Kota
Mataram, dengan memakai pakaian ala
polisi,atribut lengkap melebihi
pangkat jendral, semua
lambang ada pada pakaiannya,dan yang paling
khas adalah ENDING
selalu membawa lipri (pluuit)
yang siap siaga di tiupkan manakala melihat ada kemacetan di perapatan jalan di Mataram dan
secara serius mengatur lalu lintas.
Tingkah pola Ending yang berpakaian polisi
dan mengatur lalulintas
ternyata bukan termasuk
tindak pidana,karena dalam hukum hanya orang waras yang
bisa dikenakan sanksi hukum. Jangan
coba coba jika anda
yang waras menggunakan
pakaian polisi,maka anda akan
ditangkapsebagai polisi gadungan.
Apa yang dilakukan Ending
dalam keterganggun jiwanya
ternyata bagi saya waktu itu sangat bermanfaat,apalagi waktu
itu di Kota Mataram belum ada trafiq
light sehingga keberadaan ENDING sangat
penting di saat petugas tidak
ada ditempat. Gila sebagai
“ sebab “ secara akademis bisa diobati
secara perlahan dengan
memberikan seseorang kepercayaan
melakoni tugas itu dan biarkanlah ia
melakoinya dengan penuh kasih
dan tidak mencemohnya,maka niscaya sesorang
akan pulih.Nah proses itu dialami oleh ENDING
setelah bertahun tahun mejadi
polisi jalanan,maka perlahan lahan megalami kesembuhan, dan oleh
Jajaran Gubernur ( sejak Gatot Soeherman
sampai Warsito),Si ENDING
diangkat menjadi “tenaga honorer” dengan
pakaian dinas coklat yang tidak
lagi penuh atribut Jendral.
Kesadarannya mulai pulih dan sangat rajin bekerja,
dan tentunya rajin minta
rokok kalau orang yang dikenalnya datang ke Kantor Gubernuran.
Satu yang saya
ingin katakan bahwa “ Gila karena sebab “ tidak selalu memiliki stigma negatif,teryata keberadaan orang seperti ini
penting dan harus ada sebagai pengingat
kita pada Tuhan, bahwa dalam
bercita cita ukurlah kemampuan kita agar tidak kandas dikemudian hari.
B.GILA AKIBAT
Penomena
gila yang kedua, adalah gila
akibat. Yaitu suatu kondisi
seorang yang sehat secara pisik daN PSIKOLOGIS
tetapi akibat terpenuhinya seluruh
kebutuhannya secara berlimpah yang
tidak pernah dirasakan dan tidak bayangkansebelumnya, kemudian orang ini menjadi
lupa diri, lupa
teman,lupa kewajiban dan lupa pada Tuhannya. Gila
model kedua ini lebih
berbahaya ketimbang ENDING,karena orang seperti ini
telah kehilangan kesadaran dan
jati dirinya,telah lupa akan masa
lalunya sehingga dengan “
kekuasaan dan harta yang dimilikinya”
dia berusaha menjadi “hero”, membunuh saingan politik,
menyuap,menyogok, dan lupa
segalanya.
Suatu saat
saya diajak menghadiri suatu pemakaman seorang Ibu
yang hidup sendiri dan dirawat oleh ponakanya. Saya tidak mengenal almarhumah,tetapi yang
mengagetkan saya para pengantar
jenazah sangat banyak,nyaris tidak bisa menampung
area pemakaman. Dan hampir semua pelayat
menangis tentunya sebagai
tanda berkaung dan duka yang dalam.
Saya tidak
mau bertanya mengapa pemakaman itu begitu
“duka”. Akhirnya dalam perjalanan
pulang saya bertanya teman itu,mengapa pemakaman tadi
berlinang air mata ?
Teman
saya kemudian bercerita,bahwa almarhumah ini memiliki satu
satunya Putra ,dan
sekarang menjadi pengusaha sukses di
Jakarta, kaya raya, istri cantik,
dan sibuk sudah tentu, sampai
sampai ketika ibunya
sakit,meninggal dan pemakaman tidak sempat
hadir. Mendengar cerita itu saya tercenung dan tak terasa airmata saya meleleh. Dan sampai dirumah saya mencium ibu yang telah sepuh....dengan berbisik...saya harus tetap
disisinya.
Saya
tidak ingin menjadi
Gila Akibat, dan menjadi
sukses di Jakarta
dan melupakan segalanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar