Kamis, 02 Februari 2012

Bandara Selaparang, Riwayatmu Kini

BANDARA SELAPARANG
MAU  DIAPAKAN ?
                                          Oleh Dr.H.ZAINAL ASIKIN, SH,SU


Pengantar

    Beberapa bulan terahir ini, pasca beroperasinya Bandar Internasional Lombok (BIL)  sebagai pengganti Bandara Selaparang,  muncul  polemik  di masmedia tentang nasib Bandara Selaparang  yang intinya mau diapakan bekas bandara tersebut.  Polemik itu tentunya wajar wajar saja mengingat masyarakat ingin bekas bandara itu bisa segera dapat dimanfaatkan demi   “   sebesar besar kepentingan masyarakat  dan kemaslahatan ummat “.   Artinya lokasi   bekas bandara itu tetap harus tetap dijaga, dirawat, dimanfaatkan, jangan sampai dengan tidak dirawat maka akan menimbulkan  efek negative bagi kota Mataram, misalnya jika dibiarkan kumuh akan merusak  citra Kota Mataram sebagai ibukota propinsi.    Kata “ sebesar besar kepentingan masyarakat “  artinya  penggunaan bekas bandara itu nantinya bisa membawa kemakmuran bagi rakyat, memberikan peluang kerja bagi ribuan tenaga kerja, membawa pendapatan bagi daetah untuk pembangunan.  Maka oleh karenanya  pengunaan bekas bandara  Selaparang haruslah difikirkan secara matang dengan melakukan kajian kajian yang lebih subatantif dengan pendekatan pembangunan “ ekonomi perkotaan “.
    Saya yakin teman teman pakar  dari Fakultas Ekonomi akan lebih faham bagaimana merancang penggunaan Bandara Selaparang dengan pendekatan teori pembangunan ekonomi  , antara lain :
 
1.  Economic   Based   Theory   suatu pendekatan pembangunan yang lebih menekankan pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan multiplier effect  dikaitkan dengan laju pertumbuhan penduduk. ..

2  Staple   Theory    Industri    yang  berorientasi  pada  pertumbuhan  ekonomi  dengan  meningikatkan  ekspor  yang  merupakan    kunci pertumbuhan  ekonomi, dan   Peranan modal asing  untuk melayanikebutuhan pasar internasional

3  Sector Theory  yaitu  Pengembangan  semua sektor ekonomi baik  primer, sekonder,maupun tersier  .  Pengembangan anekaragam sektor dan peningkatan produktivitas sektor Peningkatan sektor akan meningkatkan   kebutuhan dan pendapatan sektor

4  Growth PoleTheory,  yaitu    Industri yang   bahan   bakunya berasal dari  daerah lain sehingga  pertumbuhan   industri  semacam ini selain  mendorong   ekonomi  lokasi industri juga   mampu meneteskan   pertumbuhan   ekonomi   daerah lain
Lokasi industri(propulsiveindustry)   merupakan kutup pertumbuhan(growth pole)

  5. Regional     Concentration  and DiffusionTheory .adalah suatu teori yang mengedepankan pentingnya   perdagangan   antar daerah   dan   antar  industri  peningkatan   pendapatan  perkapita  ,   Spread and back-wash effect (Myrdal) atau  terjadinya penetesan perkembangan dan  efek     polarisasi(Hirchman)

6.  New  classical    Growth  Theory , bahwa  teori memandang bahwa   agregat   ekonomi   wilayah . serta  peningkatan laju  pertumbuhan ekonomi   perkapita  dan
Peningkatan  tabungan untuk mendukung  investasi dan pembentukkan   modal

7   InterregionalTrade Theory,  teori ini menekankan pada  peningkatan  pertumbuhan ekonomi   dan peningkatan   konsumsi , penyesuaian harga  akan memberikan  keseimbang      pada harga,    kualitas, dan efek-efek lainnya

8  Product CyrcleTheory ,  dimana pembangunan suatu  produk tertentu yang melahirkan  produk baru  dan  kreasi baru akan  memunculkan daya  inovasi.

9.  Enterprenership Theory  , dimana  fungsi dan   peranan  pengusaha diharapkan mampu memberikan ketahanan dan  diversifikasi menuju   proses inovasi

10  FlexibleSpecialization Theory  , dimana  teori ini  mementingkan adanya  Struktur industri   serta  Pembangunan   berkelanjutan melalui produk-produk baru,inovasi, dan spesialisasi  serta  mengikuti pola permintaan danflesibel

    Berdasarkan pola pendekatan pembangunan  ekonomi perkotaan itulah sejatinya kita memulai mau diapakan bekas bandara Selaparang itu.

B. Mengkritisi  Hasil Kajian

    Pemerintah Kota Mataram telah membentuk team pengkaji peruntukan bekas Bandara Selaparang.   Saya tidak begitu jelas siapa siapa dan dari disiplin ilmu apa para pengkaji itu. Namun hasil kajian team berisi 3  rekomendasi  yaitu :

1.    Bekas Bandara Selaparang  dijadikan sebagai Fasilitas hanggar  dengan  pertimbangan  hangar  hanya terdapat di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, dan Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur. Itupun hanya dimanfaatkan oleh maskapai penerbangan Garuda dan Merpati. Maskapai penerbangan Lion Air, bahkan memperbaiki pesawatnya di Malaysia. Kalau hanggar dibuka di Mataram, tentu akan jauh lebih baik memudahkan maskapai penerbangan.
2.    Bekas Bandara Selaparang  dijadikan sebagai sekolah penerbangan karena sekolah penerbangan hanya ada di Curug, Provinsi Banten.
Dengan keberadaan sekolah penerbangan di Mataram, akan memudahkan putra   daerah yang ingin berprofesi sebagai pilot. Terutama dengan keberadaan Bandara Internasional Lombok (BIL) di Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, yang akan diresmikan pada 3 Oktober 2011.
"Selama ini sering terjadi penundaan penerbangan. Itu bukan karena tidak ada   pesawat. Tapi karena faktor keterbatasan pilot. Kalau pesawat banyak. Dengan membangun sekolah penerbangan di Mataram, putra daerah memiliki kesempatan luas menjadi pilot," ujarnya.
3.    Bekas  Bandara Selaparang dijadikan sebagai bandara domestik yang melayani rute Mataram-Sumbawa, Mataram-Bima, dan paling jauh Mataram-Surabaya.  Penerbangan domestik dikhususkan bagi pesawat (propeler) atau pesawat   berbaling-baling berukuran relatif kecil.  Alasan menjadikan sebagai bandara domestikdidasarkan pada data bahwa sekitar 85 persen pengguna jasa angkutan udara yang berangkat dari Bandara Selaparang, adalah warga yang berdomisili di Kota Mataram.


Terhadap hasil kajian team yang ingin memanfaatkan kembali Bandara Selaparang  sebagai “ bandara “ tentunya  tidak memiliki landasan yang kuat secara  yuridis , ekonomis,  dan sosiologis.

a.    Bahwa  dibangunnya  BIL  adalah sebagai “ pengganti “ Bandara Selaparang, maka logikanya jika menggunakan kata “ pengganti “, maka Bandara Selaparang sudah tidak ada lagi, sudah selesai, sudah tidak bisa dipergunakan lagi sebagai bandara dengan alasan apapun.  Kata “ bekas “ hanya patut diperuntukkan padanya sebagai wujud  masa lalu, sehingga apapun dalihnya maka bekas bandara tidak bisa dipakai sebagai bandara.  Kajian dibangunnya BIL sebagai penggati Bandara Selaparang telah dilakukan sangat panjang dan sampai berujung dikeluarkannya Surat Rekomendasi Pemindahan Bandara Selaparang ke tempat lain.   Tentunya kita tidak perlu berfikir mundur lagi menghabiskan energi untuk memaksakan dibukanya kembali  Selaparang sebagai Bandara karena bandara ini secara tehnis, yuridis dan sosiologis telah tidak memenuhi sarat bagi pengembangan penerbangan ke depan.

b.    Menggunakan kembali bekas bandara untuk tujuan hanggar juga tidak memiliki dasar yang kuat..  Jika ada perusahaan yang ingin mendirikan usaha hanggar pesawat udara, mengapa harus di  bekas bandara Selaparang ?  Mengapa tidak memakai BIL saja, toh BiL  merupakan bandara yang sangat luas ( nomer 2 terluas di Indonesia setelah Bandara Soekarno Hatta).
c.    Begitupula remokendasi yang  ingin menggunakan bekas Bandara Selaparang sebagai tempat pendidikan calon penerbang adalah rekomendasi yang sangat tidak logis apalagi mengkaitkan seringnya terjadi penundaan penerbangan dengan kekurangan pilot, dan peluang sekolah pilot bagi putra putra daerah NTB.   Menjadikan eks bandara  Selaparang sebagai lokasi sekolah penerbangan sangat tidak layak secara tehnis karena berada di dalam kota, sehingga akan sangat membahayakan keselamatan msayarakat. Jangan jangan pesawat latihnya akan nyemplung ke tengah tengah pemukiman penduduk.
Jika mau mendirikan sekolah penerbangan, mengapa tidak dipadukan saja dengan BIL sebagaimana pendidikan penerbangan yang dilakukan di Bandara Adi Sucipto (Yogyakarta) dan Adi Sumarno (Solo).

Logika lain yang masih lemah  bahwa dengan dibukanya sekolah penerbangan akan menguntungkan putra daerah untuk sekolah penerbangan, juga belum memiliki alasan yang kuat karena untuk memasuki pendidikan pilot maka dibutuhkan biaya sekurang kurangnya 500 juta. Nah tentunya sangat sulit bagi putra daerah mengikuti pendidikan itu.

d.   Menggunakan bekas Bandara Selaparang sebagai bandara  Domestik   juga sangat lemah karena dengan digunakannya kembali  Eks Bandara Selaparang maka Angkasa Pura I.  akan mengoperasikan 2 Bandara  yaitu BIL  dan Bandara Selaparang.   Padahal sebagaimana diketahui dengan mebgopersikan 1 bandara saja ( Bandara Selaparang) maka setiap tahun Angkasa Pura I menderita kerugian 2 Milyar, maka logiknya dengan mengoperasikan 2 bandara tentunya angka kerugian itu akan lebih besar. 

d.    Kajian team belum menyentuh manfaat dioperasikannya kembali  bagi masyarakat dan bagi daerah. Artinya apakah  dengan dioperasikannya  eks Bandara  Selaparang akan membawa keuntungan ekonomis bagi masyarakat dan Pemda.   Sebab selama beroperasinya Bandara Selaparang, pemda hanya memperoleh pandapatan dari sector pelayanan jasa parker dan tidak lebih dari itu.

Oleh sebab itulah saya berpandangan perlu kajian yang  lebih luas dan mendalam tentang pemafaatan bekas bandara Selaparang ini dengan bercermin pada kajian terhadap  eks  Bandara Kamayoran Jakarta yang sekarang menjadi centra ekonomi Jakarta.

C.    Pusat Kegiatan Ekonomi

Jika selama ini  eks Bandara Selaparang tidak banyak memberikan  keuntungan bagi masyarakat perkotaan , selain tingkat kebisingan yang cukup mengganggu.  Oleh sebab itulah marilah kita berfikir bagaimana mengoptimalkan penggunaan BIL sebagai pusat penerbangan yang membanggakan NTB> Kalau ada investor mau dirikan sekolah penerbangan, ya silahkan menggunakan BIL sehingga kalau ada pesawat latih yang nyasar, paling paling nyungsepnya ke Waduk Batujai.

Untuk itu maka saat ini  palu penentu berada pada Pemerintah Kota Mataram. Jika saat ini Walikota  bersedia merubah Tata Kota atau Site Plan sehingga eks Bandara Selaparang dijadikan wilayah pengembangan ekonomi perkotaan,  maka saya yakin akan berbondong bondong para investor yang bersedia membeli lahan itu dari tangan Angkasa Pura.
Dapat dibayangkan jika pada eks Bandara itu akan berdiri pusat ekonomi bisnis, berapa  ribu tenaga kerja akan terserap, berada pajak akan masuk ke  Kas  Daerah.

Tentunya pusat ekonomi binsis ini akan diisi oleh berbagai macam kegiatan usaha dari  Super Market yang paling hebat (yang menjual pakaian pakaian bemerek  seperti Hammer, Hugo De Boss, Kenzo dll)  sampai kluster kluster pedagang kerajinan NTB, makanan khas NTB ( urap urap, serabi, pelecing, ebatan, sate pusut, bulayak, dan lain lain), tempat hiburan dan bermain keluarga dan anak anak seperti di Ancol dan Taman Mini dan sebagainya.

Saya yakin jika Eks Bandara Selaparang itu dibangun sebagai pusat ekonomi akan lebih banyak  manfaatnya bagi masyarakat dan pemerintah.   Perlu penelitian lebih lenjutb  dan  Selamat meneliti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar